Kamis, 04 Juli 2013

Kunjungan SMPN 1 Bontonompo

Senyumnya mulai terlihat dari balik tembok tebal yang mengelilinginya, tawa dan canda mulai terdengar dari sudut jalan siang itu. Gemuruh yang terdengar dari kejauhan hingga lenyap seketika. Sekejap wajah kecil mungil berdiri dihadapanku. Ternyata seorang siswa yang memiliki tubuh yang kerdil menyapaku. 

Kami pun ikut menyapanya dengan sebingkai senyuman manis, namun aku tak dapat menyapanya lebih lama karena tuntutan kerja yang mengharuskanku untuk pergi. kemudian kami masuk dalam sekolah itu, untuk bertemu dengan kepala sekolah namun kepala sekolah baru saja meninggalkan sekolah karena keperluan sesuatu dan lain hal.  Sehingga yang kami temui hanyalah seorang guru mata pelajaran yang aku dapatkan, dia bernama pak Abd. Haris. Orangnya baik bahkan ketika aku berbincang-bincang masalah keadaan sekolah beliau memaparkan segala macam jawaban atas pertanyaan yang ku lontarkan kepadanya.Yha meskipun kali ini aku ditemanin oleh pak direktur TGC tetap saja rasa canggung itu ada, tetapi lumayan sebagai pembelajaran untuk masa depan,,,hehehehe,,,,


Lingkungan sekolah yang cukup nyaman dengan beberapa pohon rindang yang tumbuh dihalaman sekolah. Terlihat wajah siswa begitu ceria menunggu bel tanda pulang berbunyi. Namun seketika aku dipanggil oleh pak direktur untuk masuk keruangan sambil mendengarkan pembicaraan mereka. Ternyata masalah yang sangat urgent yang disampaikan oleh pak Abd. Haris terkait dengan ijazah siswa yang dari tahun 2009/2010 ada beberapa ijazah yang masih tertinggal disekolah diantaranya : Muh. Akbar, Zulkifli, Rosita, Nurhikmah dan sampai sekarang tidak ada seorang pun yang datang untuk mempertanyakan masalah itu, pihak sekolah sudah berusaha untuk mengirim pesan terhadap orang tua siswa yang tercantum namanya tetapi masih aja belum ada yang datang pihak sekolah pun enggan untuk menitip kepada teman atau kerabat mereka karena takutnya tidak sampai kepada pemiliknya pihak sekolah tidak pernah mempersulit siswa dalam pengambilan ijazah karena itu sudah menjadi hak mereka. Tetapi diantara keempat ijazah tersebut adapula yang memang bermasalah karena beberapa siswa memiliki nilai yang kosong tetapi pihak sekolah pun sudah berusaha untuk menghadirkan siswa tetapi tidak seorang pun yang pernah menghadap. Yang lebih parahnya lagi angka itu meningkat di tahun 2010/2011 karena jumlah ijazah yang tertinggal bertambah menjadi 8 orang. 

Menurut informasi yang kami dapatkan dari pak haris selaku guru bidang studi hal ini terjadi karena adanya miss komunikasi antara orang tua dengan anaknya. Seandainya orang tua perhatian akan pendidikan anaknya pasti dia akan mempertanyakan ijazah tersebut. Tetapi kontrol orang tua yang sangat minim terhadapnya hingga masalah yang yang terjadi disekolah pun mereka tidak tau, padahal penentu dasar keberhasilan seorang anak dilihat dari seberapa besar perhatian orang tua terhadap anaknya. Menurut pak Abd. Haris orang tua terkadang lebih senang ketika mereka membelikan fasilitas kepada anaknya. Seperti motor dll. Sampai –sampai hal ini dibanggakan kepada siapa saja yang ditemuinya. Akan tetapi mereka tidak pernah mau tahu akan karakter anaknya disekolah seperti apa. Wajar jika fasilitas itu digunakan sebaik mungkin akan tetapi jika disalah gunakan akan berakibat fatal bagi anaknya, Mungkin inilah yang disebut perhatian yang kebablasan.

Salah satu ciri-ciri mendasar menurut pak Haris untuk mengetahui karakter anak adalah ketika orang tua membelikan fasilitas kepada anaknya seperti motor dan tidak berubah /dimodifikasi dengan merubah bentuk aslinya sampai beberapa waktu berarti tipe anak tersebut baik. 

Oleh karena itu sifat dan tingkah laku seorang anak sangat ditentukan oleh kontrol orang tua. Semakin sering orang tua mengontrol anaknya maka semakin baik perkembangan karakter seorang anak tapi bukan berarti mengontrol adalah membatasi gerak dan pola pikir seorang anak tetapi memberikan kebebasan selama gerak dan pola pikir itu bersifat positif. Kata pak Abd. Haris selaku guru bidang studi ketika seorang anak memiliki kemampuan dibawah rata-rata. Itu masih bisa ditolerir oleh seorang guru tetapi hanya satu yang susah ditolerir oleh bapak yakni seorang anak yang kurang ajar dengan gurunya. 

Adzan zduhur pun mengumandan dari mesjid sekolah siswa siswa mulai bergegas untuk ikut sholat berjamaah. Dan kami pun ikut untuk menunaikan sholat bersama. Setelah itu kami (saya dan pak direktur) kembali dan bertemu sekaligus berbicara dengan kepala perpustakaan dan alhamdulilah kami dapat informasi dari beliu bahwa diperpus SMP Negeri 1Bontonompo terdapat kurang lebih 9.000 kolesi buku. Tetapi kami belum sempat mempertanyakan tentang bagamana persentase pengunjung yang datang setiap harinya. Jangan sampai koleksi buku yang begitu banyak hanya dikunjungi oleh rayap yang tak bertang jawab. Hehehe,,,,,,


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar