Sabtu, 08 Juni 2013

Pengalaman Masa Kecil


Saat aku berumur 7 tahun, aku dianjurkan ibu untuk masuk sekolah dasar (SD). Tapi saat itu aku engga ingin sekolah karena aku ga bisa pisah dengan ibu. aku mau kalau ibu ngantar aku setiap pagi ke sekolah. Ibu pun berjanji kalau dia akan menemaniku setiap pagi ke sekolah. Tapi tangisan ibu yang membuat aku ngga tega, Karena menghalangi kehendaknya. Aku pun sekolah dan setiap pagi ibu menyuruh aku mandi, setelah itu ibu mengenakan pakaian seragam ditubuhku yang menggigil karena kedinginan,peristiwa ini berlangsung berlangsung selama kurang lebih sebulan lamanya.

Setelah semuanya selesai aku diantar oleh ibu kesekolah, sesampai di sekolah sudah bayak teman-teman yang markir depan pintu kelas bersama ibunya. setelah beberapa saat kemudian bapak guru datang dan kami pun belajar hingga tak terasa jarum jam menunjuk pukul 10.00 waktunya untuk pulang. tapi sebelum pulang bapak guru berteriak”Anak_Anak ngga baik diantar terus sama ibu ke sekolah ibu kan juga punya kerjaan dirumah”

Aku menoleh kepintu,terlihat ibu yang melempar senyum ikhlas kepadaku, perasaan senang, haru, dan bahagia menyelimuti wajah ibu. Aku pun membalasnya dengan senyuman yang mungil. Aku menghampiri ibu dan dia mengusap kepalaku sambil mencium keningku dan berkata “ Bagaimana di sekolah banyak teman, ada ibu dan bapak guru yang baik dan suka bercanda. Aku pun menjawab “iya bu’ tapi aq ingin kesekolah bersama ibu”, jawab ibu ”Iya nak ibu akan mengantarmu setiap hari ke sekolah, ibu akan menunggu sampai kamu pulang.” Aku jawab” makasih banyak ibu,ayo kita pulang bu’ karena aku  sudah lapar. Kami berdua pun pulang, berjalan melalui jalan setapak ditengah genangan air dan rintihan hujan yang mengguyur tubuh kami. Tak henti- hentinya ibu mengusap- usap kepalaku dan meletakkan tangannya diatas pundakku, tapak demi tapak aku melangkah seiring dengan tapak ibu, suara sandal terdengar agak ribut,,,,,phek…pehhkk…pekhh…terus berjalan hingga sampai depan rumah.
  Aku menoleh keberanda rumah, aku melihat ayah yang terlihat begitu letih, cape. sambil memikul cangkul dan mengenakan sepatu laras, aku berlari mendekatinya, dan memeluknya dari belakang. Sekejab ayah membalikkan tubuhnya sambil berkata” oh anak bapak udah pulang dari sekolah”.aku menjawab “ iya pak aku udah pulang bersama ibu. Dan sekarang anak bapak udah sekolah”. Lalu ayah menjawa lagi “ cita- cita kamu kalau sudah besar pengen jadi apa nak “ aku jawab “ pengen jadi polisi biar aku bisa membantu orang-orang yang butuh bantuan”. Senyum yang berseri keluar dari pancaran wajah bapak yang begitu bercahaya, sambil menggendongku masuk kedalam rumah. Dan ibu langsung menuju ke dapur memasak untuk kami berdua. Meskipun cape, letih, menyelimuti ibu, tapi dia seakan tidak merasakan semua itu karena melihat aku mengikuti kehendaknya untuk bersekolah.

Aku mengintip ibu dari kejauhan, aku memperhatikannya secara detail, wajah ibu yang begitu tulus, ikhlas, mengerjakan semua pekerjaan, dan tak pernah terdengar satu keluhan pun keluar dari mulutnya. sedih bercampur haru berselimut diwajahku. aku bahagia mempunyai ibu dan bapak yang sangat menyayangiku, mencintaiku, dan membesarkanku dengan penuh rasa kasih sayang. Aku menghampiri ibu dan menarik ember yang ada ditangan kirinya, sejenak ibu kaget, dan berkata “ nak kamu mau apakan ember itu ibu pengen pake untuk ambil air dan masak biar kita bisa makan bersama, “ aku jawab” aku yang akan ambil air untuk ibu”. dengan hati yang begitu mulia, dengan kasih sayang yang begitu besar. Dengan nada suara yang begitu lemah lembut sebuah kata-kata keluar dari mulut ibu dan berkata tidak usah nak ibu bisa ngerjain semua, kamu kan cape habis dari sekolah.

Aku tersenyum dan berkata” terima kasih ibu”.  kamu begitu baik kepadaku,kamu begitu baik tak pernah sedikit pun ngeluarin kata mengeluh dari mulut ibu, padahal aku sering ngelakuin hal-hal yang ibu tidak suka, nada marah pun aku ga pernah dengar keluar dari mulut ibu, padahal aku ingin ibu memarahi aku, aku ingin ibu membentak aku, biar aku bisa tau diri bu’ kalau aku berbuat salah(sambil meluk ibu dan berkata makasih ibu) aku ga cape, dan izinkan aku untuk membantu ibu.aku berjalan menghampiri sumur”. Aku mengambil air dan membawanya kehadapan ibu”. ibu airya sudah datang ibu, mau ditaroh dimana ? ibu menjawab” taroh disini aja nak”.Jadi sekarang apa yang aku harus kerja bu ? udah  nak kamu duduk aja dekat ayahmu entar lagi masakan ibu masak dan kita bisa makan bersama”.

Aku jawab “ iya bu” aku dekati ayah dan duduk sebelah kanannya dan kulihat ayah yang tertidur lelap dengan ekspresi wajah yang begitu lelah. Aku ambil selembar kain dan menaroh diatas tubuh ayah sambil mencium keningnya. makasih ayah karena aku ayah bekerja siang malam hanya untuk meraih kebahagiaan untukku. Aku kaget ngelat ibu tiba- tiba berada dekatku sambil membawa masakan yang kelihatannya begitu enak, aku bangunin ayah dari tidur yang lelapnya. dan kami pun nyantap masakan ibu yang begitu enak.

Hari-hariku berjalan begitu indah bersama ayah dan ibu yang begitu menyayangi aku, keesokan harinya aku sengaja bangunya cepat, mandi, dan memakai seragam sekolah sendiri tanpa menyusahkan ibu lagi. hari itu ibu bangunnya agak telat karena pengaruh kecapean mengurusi aku. Saat aku membuka pintu kamarku, ibu kaget dan tangannya diangkat karena ingin mengetuk pintu tapi seketika aku membukanya. ibu kemudian memelukku dan kembali ngeluarin air matanya untukku. Kusapu muka ibu dengan tangan sambil ku berkata” ibu mulai saat ini aku ga akan menyusahkanmu hanya karena hal sepele, sudah cukup aku menyusahkanmu selama ini, makasi banyak ibu. wajah ibu terlihat ceria,haru dan sedih bercampur ngeliat anaknya yang mulai berubah. sambil ku pegan tangan ibu, kucium kening ibu sambil ku berkata “ibu aku berangkat dulu….. assalamu alaikum Wr. Wb…..
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar