Hari-hari telah aku lalui, tanpa
terasa aku sudah tamat SMA, alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang cukup
memuaskan. Aku kembali kerumah dengan wajah yang berseri-seri. Karena akhirnya
aku juga bisa melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi ke-universitas. Aku naik
pete-pete dari sekolah kerumah bersama teman sambil bercanda tawa dan tak terasa
aku pun sampai depan rumah. Aku berjalan
sekitar 20 langkah, kulihat ibu yang lagi menyapu dihalaman rumah, karena
begitu senangnya dari depan rumah aku berteriak” ibu aku lulus dengan nilai
yang cukup bagus” rasa haru dan bangga menyelimuti wajah ibu. Kemudian ibu
menyuruh aku masuk rumah. Kuterawang ibu dari balik kaca kulihat ibu lagi
melamun dan kemudian aku berjalan mendekatinya dan bertanya ibu kenapa kelihatan
sedih, resah. Apa aku punya salah, kenapa wajah ibu seketika jadi pucat,
Ibu menjawab “ tidak apa-apa ibu
tidak sakit ibu cuman sedih saja nak karena sebentar lagi kamu akan melanjutkan
pendidikan kamu kejenjang yang lebih tinggi dan pastinya bukan disini, dan kita
pasti ga bisa bersama lagi seperti dulu, ibu ga bisa lagi ngeliat kamu setiap
saat, ibu ga bisa lagi bercanda setiap saat bersama kamu. Aku menjawab” jangan
pernah sedih ibu “ karena meskipun kita ga tinggal bersama tapi kita bisakan
saling mengunjungi jikala kita lagi kangen paling tidak nelpon aku atau sebaliknya.
aku akan tetap sayang ma ibu, ga ada yang bisa gantiing ibu dihati aku. Ibu
menjawab iya itu benar anakku.
Hari demi hari aku lalui bersama
ayah dan ibu yang begitu menyenangkan dan tak terasa tiba saatnya untuk
mendaftar. diberbagai universitas sudah terbuka pendaftaran. Keluarga pun
menganjurkan aku untuk mendaftar di Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN).
Kebetulan sepupu udah ngedaftarin untuk aku ditempatnya yaitu di jogyakarta.semua
berkas aku persiapkan dan besoknya aku kirim.
Akan tetapi pada saat detik-detik
terakhir pendaftaran yang pada saat itu aku nginap dirumahnya tante, hp aku
berdering,,,,,,kring,,,kring,,,kring,,,,dekati
hp aku dan ternyata telpon dari om bahwa aku harus pulang saat itu juga, karena
ada salah satu berkas aku yang ketinggalan. Dan berkas itu harus sampai 2 hari
karena pendafaran 2 hari lagi akan tertutup. Setelah mengangkat telpon aku
minta pamit sama om dan tante untuk pulang, aku menghampiri motor kemudian aku
membunyikannya,,,,
,,,,brunk,,,
,,,,brunk,,
,,,,brunk,,,
Tante menghampiriku sambil berkata hati-hati nak dijalan, aku pun berangkat. Sampai dirumah ibu sudah kelihatan panik dan menyuruh aku mengemas pakaian aku. Aku kaget sambil bertanya ada apa bu’ ? “ ibu menjawab” malam ini juga kamu harus ke Makassar, seketika aku mengambil tas dan memasukkan pakaianku satu persatu. Setelah semuanya beres aku pun berangkat bersama ayah, ibu, dan sepupu. Malam itu dingin kembali menyelimutiku diiringi dengan rintihan hujan yang membasahi tubuhku. Dan akhirnya berkisar 20 menit aku udah sampai depan rumah om. aku berjalan menghampiri pintu sambil ngetuk pintu. ngucapin salam…
,,,,brunk,,
,,,,brunk,,,
Tante menghampiriku sambil berkata hati-hati nak dijalan, aku pun berangkat. Sampai dirumah ibu sudah kelihatan panik dan menyuruh aku mengemas pakaian aku. Aku kaget sambil bertanya ada apa bu’ ? “ ibu menjawab” malam ini juga kamu harus ke Makassar, seketika aku mengambil tas dan memasukkan pakaianku satu persatu. Setelah semuanya beres aku pun berangkat bersama ayah, ibu, dan sepupu. Malam itu dingin kembali menyelimutiku diiringi dengan rintihan hujan yang membasahi tubuhku. Dan akhirnya berkisar 20 menit aku udah sampai depan rumah om. aku berjalan menghampiri pintu sambil ngetuk pintu. ngucapin salam…
,,tok,,,,
,,tok,,,,
,,Assalamu alaikum,,
Kemudian om menjawabnya,,dan
terlihat om udah siap untuk melanjutkan perjalanan menuju Makassar. kami pun
berangkat.di perjalanan terasa lelah dan rasa ngantuk menyelimuti kami, tubuh
terasa kakuh karena rasa cape dengan jalan yang berlubang dan jarak yang begitu
jauh berkisar 185 km antara kabupaten Bulukumba dengan Makassar.melewati
beberapa kabupaten besar diantaranya : kab. Bantaeng, kab. Jeneponto, kab.
Takalar, dan kab. Gowa. Berkisar pukul 5 pagi kami tiba dikota Makassar yang
merupakan kota tujuan kami. Beristirahat sejenak kemudian sekitar pukul 09.00
om keluar untuk mengecek tiket. Sesampai ditempat penjualan tike om mengecek
semua jenis tiket pesawat. Tapi semua tiket antara makassar jogya udah habis
terjual karena kebetulan saat itu adalah hari liburan
Akhirnya om mencoba untuk mengecek
tiket Makassar-Surabaya dan ada satu tiket yang belum terjual. Akhirnya om
berinisiatif untuk mengambil tiket tersebut dengan jadwal penerbangan pukul
07.00 malam karena waktunya udah kepepet harus sampai besok pagi ditempat
kakak, biar bisa mendaftar.
Pukul 04.00 sore aku diantar
kebandara oleh ayah, ibu, om, dan kakak. Diperjalanan kakak singgah disebuah
toko dan membelikan aku koper. saat aku memasuki bandara orang-orang telah
membanjiri area tempat keberangkatan, aku turun dari mobil, aku berjalan sambil
bersedih karena ingin pergi meninggalkan keluaga dan juga dihantui oleh rasa
takut karena ini merupakan pengalaman pertama naik pesawat dan meninggalkan orang
tua. Aku minta pamit kepada ibu dan bapak sambil mecium tangan mereka dan
memeluk mereka sambil tersenyum kepada mereka, mereka pun menangis. Akhirnya
aku berjalan menuju pintu masuk, sebelun aku melangkahkan kaki, dengan sekejap
aku membalikan tubuh sambil melambaikan tangan untuk meraka dan terlihat
dikejauhan sana seorang ibu yang menangis tersede-sedu melihat anaknya pergi.
Dan aku pun melanjutkan
langkahku. Kuterawang mereka dari balik kaca,
semua pun menangisi kepergian aku.,,,,,
Kasih sayang dari mereka membuat mereka menangis, ,,,,,,,
begitu besar cinta mereka untukku,,,,,,,,
rela mengorbankan setetes air mata untuk anaknya yang selalu melawannya,,,,
seorang anak yang rela membuat mereka menangis karena kenakalannya.,,,,,,
Ibu, ayah maafkanlah anakmu ini,,,,,,,,
semoga aku selamat dalam perjalan dan bisa membalas semua kebaikanmu.,,,,,
dan membahagiakanmu dan mengembalikan air mata sedihmu,,,,,,,
menjadi air mata haru dan bangga
***
semua pun menangisi kepergian aku.,,,,,
Kasih sayang dari mereka membuat mereka menangis, ,,,,,,,
begitu besar cinta mereka untukku,,,,,,,,
rela mengorbankan setetes air mata untuk anaknya yang selalu melawannya,,,,
seorang anak yang rela membuat mereka menangis karena kenakalannya.,,,,,,
Ibu, ayah maafkanlah anakmu ini,,,,,,,,
semoga aku selamat dalam perjalan dan bisa membalas semua kebaikanmu.,,,,,
dan membahagiakanmu dan mengembalikan air mata sedihmu,,,,,,,
menjadi air mata haru dan bangga
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar